MANOKWARI,KLIKPAPUA.com–Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud ) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) menyelenggarakan program kampus mengajar perintis. Ini merupakan bagian dari kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM ) dan STKIP Muhammadiyah Manokwari menjadi salah satu kampus yang terpilih bersama 12 kampus lainnya.
Koordinator Program KMP STKIP Muhammadiyah Manokwari, Nurul abidin S.Si., M.Pd menjelaskan, bahwa setiap perguruan tinggi punya peluang sama untuk ikut program kampus mengajar perintis. “Tentu perguruan tinggi tersebut harus daftar dan ikut seleksi. Setelah itu baru mahasiswanya ikut seleksi. Yang akan diseleksi oleh LPDP Kemenkeu dengan seleksi ketat,” ujar Abidin kepada klikpapua.com, Selasa (27/10/2020).
Mahasiswa yang terlibat dalam program ini, kata Abidin, ada sekitar 2500 mahasiswa seluruh Indonesia, dan STKIP Muhammadiyah Manokwari mendapatkan kuota 13 orang mahasiswa, yang ditempatkan pada 3 SD di Kabupaten Manokwari. “Program ini program Kemendikbud RI yg melibatkan Dirjen Pendidikan Tinggi dan Dirjen Pendidikan Dasar. Dengan pembiayaan program oleh LPDP Kemenkeu RI,” tuturnya.
Abidin menambahkan Kabupaten Manokwari adalah salah satu kabupaten yang menjadi sasaran pogram KMP, yang bertujuan membantu meningkatkan program pembelajaran di masa pandemi Covid-19 khususnya pada sekolah-sekolah di daerah pinggiran kota. “Kegiatan ini dimulai dari bulan Oktober hingga Awal bulan Desember +/- 3 bulan,” katanya.
Sekolah yang menjadi tempat program KMP, lanjut Abidin, adalah sekolah di daerah pinggiran kota dan masih perlu mendapatkan dukungan dengan maksimal akreditasi B ke bawah. Sehingga diharapkan kegiatan dapat menjadi stimulus dalam memajukan sekolah.
Selanjutnya, tuturnya, mahasiswa akan diberikan surat tugas langsung oleh Dirjen Dikti untuk penempatan di sekolah. Ada pun yang melakukan koordinasi langsung adalah dari Dirjen Dikti dan Dirjen Pendidikan Dasar ke dinas pendidikan masing-masing kabupaten di seluruh Indonesia. “Bentuk kegiatannya sendiri adalah mahasiswa membantu proses pembelajaran dan administrasi sekolah selama masa pandemi, termasuk di dalamnya membantu menyiapkan proses pembelajaran baik secara luring maupun daring. Tergantung pada kondisi masing-masing sekolah penempatan,” tutur Abidin.(pua)