
MANOKWARI,KLIKPAPUA.com- Anggota DPD RI daerah pemilihan Nusa Tenggara Timur, Abraham Paul Liyanto, menggelar sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Manokwari, Rabu (26/11/2025).
Kegiatan bertema “Fondasi Kepemimpinan Mahasiswa untuk Indonesia Emas 2045” itu diikuti mahasiswa dari STIH Manokwari, Universitas Papua, Universitas Muhammadiyah Papua Barat, Politeknik Pembangunan Pertanian, serta Universitas Caritas Indonesia.
Ketua Komite III DPD RI yang juga Ketua STIH Manokwari, Dr. Filep Wamafma, turut hadir dalam kegiatan tersebut.
Sosialisasi berlangsung interaktif melalui penyampaian materi dan sesi tanya jawab. Abraham memaparkan empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD 1945 sebagai konstitusi, NKRI sebagai bentuk negara, serta Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan pemersatu.
Bram, sapaan akrabnya, mengatakan sosialisasi empat pilar perlu disampaikan dengan pendekatan yang relevan bagi generasi muda.
“Kita harus mengikuti irama mereka. Tahun depan kita akan buat cerdas cermat dan lomba membuat lagu untuk menggugah minat mereka mempelajari sejarah perjuangan bangsa,” ujarnya.
Menurutnya, pemahaman yang benar tentang sistem bernegara sangat penting di tengah berkembangnya berbagai informasi yang tidak utuh.
Karena itu, ia menegaskan seluruh anggota DPD dan DPR RI wajib menyosialisasikan Empat Pilar MPR di daerah pemilihan masing-masing.
Dalam kesempatan yang sama, Filep Wamafma menekankan pentingnya penguatan karakter mahasiswa melalui pemahaman nilai-nilai kebangsaan.
“Mahasiswa bukan hanya membutuhkan SKS, tetapi juga nilai-nilai kehidupan. Pancasila adalah pedoman hidup yang bersumber dari agama, adat, budaya, dan kebiasaan kita sebagai bangsa,” jelasnya.
Filep mengingatkan bahwa keterbukaan informasi membuat mahasiswa mudah terpapar berbagai ideologi global. Tanpa fondasi nilai yang kuat, karakter generasi muda berisiko mengalami degradasi.
“Mereka calon pemimpin bangsa, calon penikmat Indonesia Emas. Mereka harus memiliki mentalitas yang mengimplementasikan nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial,” ujarnya.
Ia optimistis, penanaman nilai Pancasila yang konsisten akan memperkuat karakter bangsa. Sebaliknya, apabila nilai tersebut diabaikan, ia mengingatkan potensi melemahnya peradaban bangsa di masa mendatang. (dra)




















