MANOKWARI,KLIKPAPUA.com– Anggota Majelis Rakyat Papua Barat (MRPB), Eduard Orocomna, menyoroti ketimpangan antara besarnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Teluk Bintuni dengan kondisi pembangunan yang dirasakan masyarakat, terutama di wilayah-wilayah terpencil.
Menurut Eduard, meskipun Teluk Bintuni memiliki APBD terbesar di Provinsi Papua Barat, dampak pembangunan belum sepenuhnya dirasakan oleh masyarakat di kampung-kampung.
“Teluk Bintuni memiliki APBD terbesar di Papua Barat, tetapi dampaknya belum terasa signifikan di pelosok kampung. Banyak wilayah yang masih kesulitan mengakses infrastruktur dasar,” ujar Eduard saat ditemui di Manokwari, Rabu (4/6/2025).
Ia menegaskan bahwa pembangunan akses jalan dan jembatan merupakan kebutuhan mendesak bagi masyarakat, khususnya orang asli Papua (OAP) dari tujuh suku yang mendiami wilayah Teluk Bintuni.
“Kami meminta perhatian serius dari pemerintah terhadap pembangunan infrastruktur dasar, agar mobilitas masyarakat tidak lagi terhambat dan pelayanan publik bisa berjalan maksimal,” tegasnya.
Selain infrastruktur, Eduard juga mendorong Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni untuk memperluas program beasiswa pendidikan, baik dalam negeri maupun luar negeri, guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) OAP.
“Pemerintah harus menyiapkan generasi muda OAP agar mampu bersaing. Beasiswa adalah salah satu cara untuk menciptakan SDM yang unggul dari tujuh suku asli Teluk Bintuni,” katanya.
Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-22 Kabupaten Teluk Bintuni, Eduard berharap momentum tersebut tidak hanya menjadi ajang seremoni, tetapi juga mendorong refleksi dan komitmen bersama dalam memperbaiki pelayanan serta pemerataan pembangunan.
“Ulang tahun daerah ini harus menjadi refleksi dan komitmen bersama untuk memperbaiki pelayanan dan pemerataan pembangunan, agar benar-benar dirasakan hingga ke akar rumput,” pungkasnya. (dra)