Pemuda Fakfak dan Pegaf Minta Kebijakan Khusus Penerimaan Casis Bintara Polri

0
Riko Rikson Saiba, Ketua GMNI cabang Manokwari (Kemeja Merah), Abdul Hamid Baraweri, Tokoh Pemuda Fakfak (Kemeja Hijau)

MANOKWARI,KLIKPAPUA.com- Pemuda Fakfak dan Pegunungan Arfak (Pegaf) di Manokwari mendesak Kapolda Papua Barat, Irjen Pol Johnny Eddizon Isir untuk memberikan kebijakan khusus dalam penerimaan calon siswa (Casis) Bintara Polri, Sabtu (4/5/2024).

Para pemuda ini meminta afirmasi khusus, agar anak-anak daerah mereka dapat turut mengabdi sebagai anggota Polri dan membantu menjaga keamanan di wilayahnya.

Abdul Hamid Baraweri, tokoh pemuda Fakfak dari tiga Petuanan (Petuanan Pik Pik Sekar, Petuanan Wertuar dan Petuanan Arguni Kokas) meminta kebijakan khusus kepada Kapolda Papua Barat untuk menerima kembali Casis Bintara Polri yang dinyatakan tidak lulus seleksi asal Kabupaten Fakfak.

Alasannya, sejumlah casis asal Fakfak yang dinyatakan tidak lulus itu berasal dari tiga petuanan yang hanya memiliki satu Polsek untuk membawahi lima Distrik.

“Kami meminta kepada Bapak Kapolda Papua Barat Irjen Pol Johnny Eddizon Isir untuk dapat menerima kembali adik-adik kami dari tiga petuanan menjadi anggota Polri, agar mereka dapat mengabdi di daerahnya masing-masing,” kata Abdul Hamid.

Senada disampaikan Riko Rikson Saiba, Ketua GMNI cabang Manokwari mewakili pemuda Pegaf menambahkan, Pegaf yang terdiri dari 10 Distrik dan 166 kampung menghimpun empat suku besar Arfak yakni suku Hattam, Meyakh, Sough dan suku Moile, juga meminta afirmasi khusus kepada Pihak Polda Papua Barat dan jajaran Polres Pegaf.

Alasannya, kuota penerimaan casis bintara Polri di Pegaf tidak mencukupi peserta yang mengikuti tes. “Dari 44 orang yang mengikuti tes harus diakomodir, diloloskan. Karena kalau kurang dari 44 orang berarti kuota yang diperuntukkan Pegaf sekitar 50 orang mau dikemanakan?” kata Riko.

Riko menginginkan, anak-anak asli Arfak yang dapat diakomodir untuk memenuhi kuota penerimaan Casis Bintara Polri di Pegaf, dengan alasan hanya anak-anak asli dari empat suku Arfak yang paham terhadap situasi dan kondisi geografis daerah Pegaf.

“Kami juga meminta, jangan samakan psikologi kesehatan anak-anak Arfak dengan kondisi psikologi dan kesehatan anak-anak di daerah lain. Karena kondisi kami sangat berbeda dengan anak-anak di daerah lain,” tambahnya.

Dia juga meminta dukungan dan perhatian dari MRPB, DPRK Pegaf, DPRP Otsus perwakilan Pegaf untuk anak-anak Pegaf yang mengikuti seleksi Casis Bintara Polri.

“Ini menjadi tanggung jawab kita semua pihak, jadi tidak hanya pemuda, orang tua, maupun pemerintah. Karena kita berbicara daerah kekhususan atau daerah otonom. Senua harus berperan aktif,” pungkasnya. (dra)



Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.