MANOKWARI, KLIKPAPUA.com- Guna meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan (Nakes) di daerah endemis tinggi penyakit malaria, Dinas Kesehatan (Dinkes) bersama Global Fun menggelar Orientasi pelayanan terpadu program malaria dengan kesehatan maternal dan neonatal, Kamis (14/9/2023) di Manokwari.
Billy G Makamur, ketua Panitia menyebut, kegiatan orientasi ini melibatkan peserta sebanyak 60 orang penanggungjawab program malaria yang terdiri dari kabupaten Manokwari Selatan, Kota Sorong, Teluk Wondama dan Kabupaten Raja Ampat.
Disebutkan Bily bahwa, dari data SISMAL tahun 2022, jumlah kasus malaria Provinsi Papua Barat sebanyak 13.079 kasus dengan API adalah 13,12 per seribu penduduk, tercatat 56 persen penyumbang kasus dari Kabupaten Manokwari.
Provinsi Papua Barat selama tahun 2009-2021 dengan angka kejadian malaria cenderung menurun yaitu tahun 2009 dari 50.766 kasus malaria turun menjadi 13.079 kasus di tahun 2022, dan hingga September 2023 tercata 10.731 kasus malaria di Papua Barat dan Papua Barat Daya.
Berdasarkan data sismal tahun 2022, terdapat peningkatan jumlah kabupaten/kota endemis tinggi. Tahun 2023 kabupaten/kota endemis tinggi antara lain Kabupaten Manokwari, Manokwari Selatan, Teluk Wondama, Tambrauw, Kota Sorong, dan Raja Ampat.
Berdasarkan kebijakan program malaria bahwa pelaksanaan kegiatan rutin pelayanan terpadu (integrasi) kesehatan ibu dan balita dilaksanakan hanya pada daerah endemis tinggi malaria.
“Melalui kegiatan orientasi ini diharapkan peningkatan pengetahuan penanggunjawab program dan pelaksana program di lapangan terkait kebijakan dan strategi terbaru dalam masing-masing program baik program malaria maupun program kesehatan ibu hamil dan program terpadu bagi kedua program kesehatan,” kata Bily
Kegiatan tersebut, dibuka oleh Kepala Dinkes Papua Barat yang diwakili oleh Kepala Seksi P2PM Dinkes Papua Barat, Edy Sunandar.
Dikatakan Edy, dalam program integrasi antara kesehatan ibu dan anak dengan malaria difokuskan kepada daerah endemis tinggi malaria, dengan tujuan untuk mencegah ibu hamil maupun balita meninggal akibat malaria.
Tahun 2022 kabupaten Sorong dan Kabupaten Raja Ampat awalnya dikategorikan sedang menjadi tinggi.
“Setiap balita yang sakit ke layanan, wajib dilakukan skrining pemeriksaan malaria. Ini adalah program yang harus dilakukan di daerah endemis tinggi,” ucapnya.
“Kami mengharapkan kepada petugas kesehata, setiap ibu hamil yang datang ke layanan maka setiap K1 harus dilaksanakan pemeriksaan malaria,” lanjut Edy.
Kemudian, setiap ibu hamil yang ada pada K1 kunjungan pertama harus diberikan kelambu tanpa harus bertanya apakah sudah punya kelambu atau tidak. (dra)