MANOKWARI,KLIKPAPUA.com — Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama sejumlah “stakeholder” melalui beragam kegiatan mendukung proses penerapan fitur sistem peringatan dini atau “Early Warning System” yang akan ditambahkan pada siaran TV digital.
Dirjen Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika (PPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) M. Budi Setiawan dalam sebuah seminar yang berlangsung baru-baru ini di Jakarta, menuturkan, untuk mengisi konten peringatan dini itu pihaknya bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Juga, bekerja sama dengan BPPT untuk memberi asistensi kepada industri “set top box TV digital untuk dapat memasukkan fitur peringatan dini bencana ke dalam produknya.
“Jadi ketika ada bencana alam seperti gempa bumi atau tsunami, seluruh siaran TV digital akan terhenti sementara, berganti dengan siaran peringatan dini bencana,” kata Budi.
Sementara itu, Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi BPPT Hammam Riza mengatakan, BPPT sangat mendukung dan berpartisipasi dalam proses penerapan fitur peringatan dini pada siaran TV digital ini dengan ikut berperan serta bersama berbagai stakeholder melalui kegiatan, seperti kajian dan pembangunan sistem Peringatan Dini Bencana EWS TV Digital khusus Indonesia.
Selain itu, BPPT juga memberikan rekomendasi-rekomendasi teknis kepada pemerintah sebagai acuan untuk mengisi konten regulasi TV Digital di Indonesia, khususnya spesifikasi teknis peringatan dini bencana, kata Hammam.
Dia menilai, regulasi ini penting untuk persiapan masyarakat menghadapi bencana, sekaligus bentuk dukungan terhadap implementasi dan upaya mempercepat realisasi implementasi siaran TV digital di Indonesia.
Proses migrasi penyiaran TV dan radio analog ke digital telah diterapkan pemerintah sejak 2008 dan membuat para pelaku industri penyiaran TV berbenah menghadapi perubahan teknologi, regulasi, alokasi frekuensi, model bisnis yang memberi konsekuensi beragam, tuturnya.
Menurut Hammam, ketika dunia bersama-sama beralih ke digital, maka teknologi analog menjadi usang dan mahal pengoperasiannya. “Digitalisasi juga berdampak pada efisiensi pita frekuensi radio,” tuntasnya. (bm)