
MANOKWARI,KLIKPAPUA.com– Suasana hangat tercipta dalam Talk Show Manokwari Coffee Day yang digelar di Manokwari, Senin (15/9/2025).

Dengan mengusung tema “Merajut Perdamaian dalam Secangkir Kopi: Harmoni Tanpa Provokasi”, kegiatan ini menghadirkan ruang dialog, pelatihan barista, dan semangat kolaborasi lintas generasi.
Sebanyak 60 peserta dari beragam latar belakang mengikuti kegiatan ini. Mereka terdiri atas pelajar SMK, mahasiswa, barista pemula, pelaku UMKM kopi, hingga masyarakat umum yang tertarik dengan dunia kopi.
Ketua panitia sekaligus pemilik Koteka Kopi Manokwari, Ari Jumanto, mengatakan kopi bukan hanya komoditas unggulan, melainkan juga sarana mempererat silaturahmi, memperkuat ekonomi, serta merajut persatuan.
“Selain dialog, peserta juga dilatih keterampilan dasar barista mulai dari manual brew, espresso, hingga pembuatan signature drink. Semua ini menjadi medium untuk menghadirkan harmoni dan kolaborasi tanpa provokasi,” ujar Ari.
Acara ini juga menghadirkan sejumlah barista lokal sebagai narasumber, di antaranya Ichal (barista trainer dan owner Vet Coffee), Arjuna Ramadhan (barista trainer), Ari Jumanto (Koteka Coffee), Risky (barista trainer), Oliv (barista dan owner), serta Erlando (barista sekaligus owner Outo Coffee).
Ketua Komunitas Kopi Manokwari, Roland Raweyai, menilai kopi memiliki peran penting dalam memperkuat hubungan sosial. Menurutnya, secangkir kopi bisa membuka ruang diskusi sekaligus memperluas jejaring.
“Kopi bukan hanya minuman. Kopi adalah sarana membangun persaudaraan. Karena itu saya mendorong peserta aktif berdiskusi agar ruang dialog ini tetap hidup,” kata Roland.
Ia menambahkan, komunitas kopi Manokwari yang sudah berdiri sejak lima tahun lalu terus berkomitmen menciptakan kegiatan positif.
Menurutnya, Coffee Day menjadi momentum membangun kedamaian setelah Manokwari sempat mengalami situasi tidak kondusif.
“Melalui kegiatan ini mari kita jaga kota dengan semangat persatuan. Kopi identik dengan ketenangan, kedamaian, dan persaudaraan,” ujarnya.
Panitia berharap para peserta tidak hanya pulang dengan keterampilan teknis barista, tetapi juga membawa semangat kolaborasi. Dengan begitu, kopi bisa terus menjadi medium persatuan sekaligus penggerak ekonomi lokal di Manokwari. (dra)