MANOKWARI, KLIKPAPUA.com- Sebagai upaya penanggulangan inflasi pangan sekaligus mendukung Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua Barat bersama Pemkab Manokwari menggelar tanam perdana Padi dengan Teknologi Agrokonservasi Total Organik Microbacter Alfaafa 11 (MA-11), Kamis (19/10/2023) di SP4, Prafi.
Penanaman perdana padi organik itu difokuskan di lahan pertanian Gapoktan Setia Bersama, jalur J, kelurahan Udapi Hillir, Distrik Prafi seluas 1/4 hektare atau 2.500 meter persegi menggunakan pupuk organik. Varietas padi yang akan ditanam adalah varietas impari 30, dengan masa panen dalam kurun waktu 90 hari.
Kepala perwakilan BI Papua Barat, Rommy S. Tamawiwy mengatakan, penggunaan teknologi ini merupakan solusi ampuh mendorong pemanfaatan pupuk organik, sebagai alternatif permasalahan ketersediaan pupuk serta upaya mendorong produktivitas hasil panen yang berkelanjutan.
“Program pengendalian inflasi pangan menjadi semakin penting dalam rangka menjaga kestabilan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, di tengah-tengah tantangan perubahan iklim, fluktuasi harga bahan baku, serta permasalahan dalam rantai pasokan pangan, terdapat beberapa kendala yang perlu kita hadapi bersama,” tuturnya.
“Gerakan ini merupakan upaya bersama dari berbagai pihak untuk mengendalikan inflasi pangan, khususnya komoditas beras,” imbuhnya.
Inflasi pangan khususnya komoditas beras merupakan permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia dan khususnya Provinsi Papua Barat.
Hal ini disebabkan oleh penurunan ketersediaan pasokan yang disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain Perubahan iklim yang menyebabkan gagal panen, kenaikan harga pupuk dan pestisida, dan juga akibat laju pertumbuhan penduduk yang tinggi.
Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya untuk mengendalikan inflasi pangan, salah satunya melalui peningkatan produksi padi. Kegiatan seremoni Tanam Perdana Padi Organik merupakan tanda dimulainya demplot padi seluas 1/4 hektar dengan menggunakan pupuk organik berbasis MA-11. Adapun dari kegiatan ini
“out put yang diharapkan adalah terciptanya produktifitas padi dengan konsep penggunaan pupuk organik yang bahan-bahannya diperoleh dari limbah pertanian sekitarnya, sekaligus upaya untuk memproduksi beras secara mandiri yang mana sebelumnya pemenuhan permintaan beras disuplai dari luar daerah Provinsi Papua Barat,” kata Rommy.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Manokwari, Kukuh Saptoyudo, membacakan sambutan Bupati Manokwari Hermus Indou mengatakan, menjaga ketersediaan pasokan pangan menjadi suatu urgensi yan tidak dapat ditawar lagi.
“ketersediaan pangan yang cukup serta harga yang terjangkau adalah faktor kunci dalam menjaga stabilitas sosial dan ekonomi masyarakat,” katanya.
Pemkab Manokwari mengapresiasi gerakan yang dikampanyekan oleh Kantor Perwakilan BI Papua Barat yang diyakini membawa solusi inovatif untuk mengatasi permasalahan tersebut.
“Penerapan penggunaan pupuk organik ini sebagai solusi inovatif Bank Indonesia Papua Barat, dengan harapan petani dapat memproduksi sendiri limbah pertanian dan peternakan sekitar yang nantinya mampu menekan biaya produksi pertanian dan meningkatkan produksifitas panen,” ucapnya. (dra)