Ratusan Babi Mati Mendadak di Manokwari, Mansel, Pegaf, Diduga Terkena Virus ASF

0
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Papua Barat, drh Hendrikus Fatem
MANOKWARI,KLIKPAPUA.com–Kematian ratusan ternak babi milik warga di tiga Kabupaten yang berada di Provinsi Papua Barat masih diselidiki tim terpadu Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan setempat di masing-masing kabupaten. Diduga kuat ratusan ternak babi milik warga tersebut terserang Virus African Seine Fever (ASF) atau lebih di kenal dengan demam Babi.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Papua Barat, drh Hendrikus Fatem saat ditemui wartawan di kantor Gubernur Provinsi Papua Barat, Kamis (22/4/2021) mengatakan, kasus ternak Babi yang mati ini sudah hampir satu bulan terjadi di Kabupaten Manokwari dan sudah dilakukan pengambilan sampel pertama pada waktu kejadian untuk dilakukan pemeriksaan atau diagnosa, dan sudah dikirim ke Balai Besar Veteliner (BBVet) di Maros, Sulawesi Selatan.
Dengan hasil mereka menduga bahwa Babi-Babi ini diduga terkena virus ASF, sehingga mulai dari tiga hari yang kemarin, teman-teman dari Maros dan teman-teman dari Kabupaten Manokwari dan Provinsi telah membentuk tim terpadu medik untuk melakukan investigasi untuk melihat sejauh penyakit ini sudah sampai di mana, apakah benar nanti dikonfirmasi lagi, untuk  benar apakah penyakit ini adalah penyakit ASF atau penyakit lain,” ungkap Hendrikus.
Dia menyampaikan untuk saat ini diduga penyakit ini belum ada obatnya, sehingga untuk tingkat kematiannya 100 persen, sehingga yang di takutkan kalau masuk menyerang ternak Babi di Manokwari juga pemerintah belum bisa berbuat apa-apa. “Kita hanya bisa melakukan pengendalian bio security untuk mengurainya. Dan yang perlu diketahui juga bahwa virus ini tidak bisa menular kepada manusia, karena penyakit ini khusus hanya untuk hewan ternak saja,” jelasnya.
Sesuai laporan, jumlah kematian Babi saat ini sedang dilakukan inventarisir. Atas laporan masyarakat menurutnya, kematian ternak Babi paling tinggi di Kabupaten Manokwari yang terjadi dalam dua pekan terakhir ini, kasus yang sama juga terjadi di Kabupaten Manokwari Selatan dan Kabupaten Pegunungan Arfak.
“Tim terpadu yang terdiri dari dinas peternakan dan kesehatan hewan Papua barat bersama petugas  BBVet Maros sedang melakukan investigasi untuk memastikan jenis virus yang menyebabkan ratusan ternak Babi mati semua. Saat ini pemerintah masih menunggu hasil uji laboratorium BBVet Maros untuk memastikan apakah ini  virus demam Babi atau penyakit lainnya,” tuturnya.
Sementara, laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Manokwari kasus kematian ternak Babi di daerah itu mencapai 171 ekor dalam dua pekan terakhir. “Data terakhir, sebayak 171 ternak Babi milik warga Kabupaten Manokwari mati. Itu tersebar di wilayah Borobudur, Kelurahan Padarni Distrik  Manokwari Barat, Distrik Manokwari Utara dan Distrik Warmare,” ujar Wanto, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Manokwari.
Ia menambahkan, kasus kematian ternak Babi di Kabupaten Manokwari masih terus di pantau sambil menunggu hasil pemeriksaan laboratorium BBVet Maros oleh Tim Terpadu Provinsi Papua Barat. “Dan kami masih melakukan koordinasi dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Papua Barat,” pungkasnya.(aa)

Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.