Resmikan Gemari, Bupati Hermus Deklarasikan Manokwari Bebas Malaria di 2027

0
Peluncuran gerakan percepatan eliminasi malaria Manokwari (Gemari) tahun 2027. (Foto: Elyas/klikpapua)
MANOKWARI,KLIKPAPUA.com— Bertepatan di hari malaria sedunia (HMS), bupati kabupaten Manokwari Hermus Indou meluncurkan Gerakan percepatan eliminasi malaria Manokwari (Gemari) tahun 2027, peluncuran tersebut juga sebagai deklarasi Manokwari bebas malaria di tahun 2027.
Bupati Hermus mengatakan,  sebagai bagian rangkaian dari kegiatan hari malaria sedunia di Manokwari, pada saat ini pemkab Manokwari melaksanakan peluncuran gerakan percepatan eliminasi malaria Manokwari atau Gemari.
“Gemari merupakan inovasi turunan dari strategi penanggulangan malaria di Papua Barat yaitu bela kampung atau bebas malaria kampung,” ujarnya Senin (25/4/2022) dalam sambutannya saat meluncurkan Gemari di kantor Dinkes Manokwari.
Dikatakan, Sekretariat gemari akan menjadi tempat terpusatnya pengendalian malaria dari kampung ke kampung dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor yang ada di kabupaten Manokwari, dengan menitikberatkan kepada peranan kader dan tenaga kesehatan yang telah dilatih untuk menjalankan tugas pos malaria diwilayah kampung masing-masing.  “Saya berharap,  gemari benar-benar produktif dan efektif, tidak berhenti pada seremonial saja,” imbuhnya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat Otto Parorongan dalam sambutannya mengatakan, Dalam laporan WHO yang dipublikasikan pada 6 Desember 2021 melaporkan, diperkirakan ada lebih banyak 14 juta kasus malaria dan 47.000 kematian pada tahun 2020 dibandingkan dengan tahun 2019.  “Salah satu penyebabnya adalah karena kurang berjalannya layanan kesehatan selama pandemi covid-19,” ujarnya
Otto menyebut,  pada tahun 2021, di Papua Barat dilaporkan sebanyak 7.628 kasus, dimana 56 persen atau 4.169 kasus malaria di Papua Barat terjadi di Manokwari, dan sisanya sebanyak 3.459 kasus atau 46 persen menyebar di 12 kabupaten dan kota.  “Untuk tiga kabupaten yaitu Sorong Selatan,  Maybrat dan Pegunungan Arfak, kasus yang ditemukan sudah sangat rendah yaitu sudah dibawah 10 kasus,” imbuhnya.
Sementara Fakfak,  kabupaten Sorong,  Teluk Bintuni,  Raja Ampat,  Tambrauw, Kaimana, kota Sorong, Teluk Wondama, dan Manokwari Selatan laporan kasus masih berkisar antara 100 sampai 800 kasus.  “Memahami begitu bahayanya malaria, maka pemerintah Indonesia dsn negara di Dunia mentargetkan eliminasi malaria pada tahun 2030. Dikatan suatu wilayah telah eliminasi malaria,  ditandai dengan tidak terjadinya penularan malaria di wilayah tersebut selama 3 tahun berturut-turut,” kata Otto
Jika Indonesia mentargetkan eliminasi malaria pada tahun 2030 maka mulai tahun 2027 sudah tidak boleh terjadi penularan di Indonesia. (dra)

Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.