Pembangunan Gedung Gereja Baru Jemaat GKI Eben Haezer Diharapkan Memiliki Nilai Estetika Menggambarkan Kota Peradaban

0
Peletakan batu pertama Pembangunan Gedung Gereja Baru Jemaat GKI Eben Haezer Fanindi, Selasa (26/4/2022) di halaman Gereja GKI Eben Haezer Fanindi Manokwari. (Foto: Elyas/klikpapua)
MANOKWARI,KLIKPAPUA.com–Bupati Manokwari Hermus Indou mengahadiri acara peletakan batu pertama Pembangunan Gedung Gereja Baru Jemaat GKI Eben Haezer Fanindi, Selasa (26/4/2022) di halaman Gereja GKI Eben Haezer Fanindi Manokwari.
Bupati Hermus dalam sambutannya  mengatakan, Manokwari yang menyandang kota peradaban dan ibu kota provinsi yang juga sebagai kota injil, harus benar-benar mengemban fungsi itu. Kalau sebagai kota peradaban dan kota injil, maka indikator utama dapat terlihat dari simbol-simbol keagamaan yang bermunculan dan tidak sekedar dibangun tetapi harus memiliki nilai-nilai estetika yang menggambarkan kota itu tetapi juga menggambarkan masyarakat di kota ini.
“Semua yang kita sajikan di kota ini, menggambarkan kualitas seluruh masyarakat yang ada di kota ini, mereka akan datang ke kota ini baik, mereka menyampaikan apresiasi kepada kita. Dan ukurannya harus kelihatan tempat ibadah gereja, oleh karena itu gereja harus kita bangun dan kita lakukan yang terbaik,” kata Bupati Hermus.
Dikatakan, Pemerintah Kabupaten Manokwari juga sedang berupaya membangun Manokwari dari sisi keagamaan dengan menghadirkan simbol-simbol yang menjadi kebanggaan masyarakat dan pemerintah.
“Kalau gereja ini megah, yang bangga bukan hanya jemaat GKI Eben Haezer saja, tetapi seluruh masyarakat Manokwari pasti bangga karena ada ikon baru yang hadir menggambarkan peradaban dan kemajuan kita di Manokwari,” tuturnya.
Dikatakan juga, Pemkab Manokwari berkomitmen tahun ini akan membantu mengalokasikan anggaran sebesar Rp1 miliar di perubahan, pemkab berkomitmen akan membantu mengalokasikan anggara hingga pembangunan gereja tersebut selesai di bangun.
Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan mengatakan, ketika gubernur atau pemerintah daerah sudah hadir dan terlibat meletakkan batu berarti sudah menjadi tanggungjawab siapapun nantinya yang menjabat sebagai gubernur. “Kalau gubernur sudah taru batu, jadi nanti siapapun yang menjabat sebagai gubernur akan bertanggungjawab,” ungkapnya.
Tanggungjawab tersebut bukan berarti hanya milik pemerintah saja, melainkan tanggungjawab bersama. Tanggungawab yang diberikan bisa saja berupa anggaran, bahan material, pokok pikiran ide gagasan, tenaga dan lainnya.
“Semua ini yang taru batu berarti bertanggungjawab, ada yang sumbang anggaran, material, pikiran juga tenaga. Tidak hanya anggaran saja ya,” kata Gubernur Dominggus. (dra)

Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.