Menko PMK: Problem Mendasar pada Normal Baru Adalah Masyarakat Kurang Disiplin

0
Menko PMK-RI, Muhadjir Effendi. (Foto: Aufrida/klikpapua)
MANOKWAARI,KLIKPAPUA.COM–Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) RI, Muhadjir Effendi mengajak masyarakat menikmati protokol kesehatan dalam segala aktivitas. Muhadjir Effendi saat kunjungan kerja di Papua Barat, khususnya di Kabupaten Manokwari  menjelaskan, bahwa wabah Covid-19 sangat berdampak pada tatanan ekonomi. Guna mengatasi agar perekonomian tetap survive (bertahan), di awal pandemi pemerintah telah menetapkan status darurat ekonomi.
“Karena pemerintah dengan sadar  melakukan hibernasi ekonomi itu aktifitas-aktifitas  ekonomi dihentikan, dikurangi dengan berhemat agar bisa bertahan hidup. Tapi  hibernasi ekonomi ini tidak boleh berlangsung terlalu lama, karena bisa berakibat fatal, yakni akan terjadi resesi atau keterpurukan ekonomi,” ungkap Muhadjir dalam  video conference bersama Bupati/ Walikota se Papua Barat, Selasa (7/7/2020) dari Aston Niu Hotel Manokwari.
Menurutnya untuk mencegah agar perekonomian Negara dan masyarakat tidak terpuruk ditengah wabah Covid-19, maka harus bangkit atau lakukan pemulihan ekonomi. “Agar ekonomi bisa pulih  maka kita harus masuk kedalam keadaanya yang disebut New Normal. Jadi New Normal baru itu agar ekonomi kita tidak semakin terpuruk, agar segera bangkit  dan kita juga harus sadar bahwa ditengah-tengah New Normal itu belum normal betul, karena Covid-19 masih mengintai kita, masih mengancam kita, siap kapan saja mencabut nyawa kita. Disamping itu selain beraktifitas diluar kita harus hati-hati, dan itulah ada tata cara baru dengan mematuhi protokol kesehatan,” ujarnya.
“Protokol kesehatan itu menghadapi suasana tidak normal, tetapi karena waktunya sangat panjang, maka kita harus anggap sebagai suasana  normal, terutama pakai masker, jaga jarak, rutin cuci tangan dan lain sebagainya. Ini tidak normal, tapi harus menikmati jangan dianggap beban agar bisa tetap beraktivitas dan ekonomi bangkit. Pada fase new normal kita harus produktif tapi tetap aman dari Covid-19,” sambungnya.
Muhajdir mengungkapkan, problem mendasar pada normal baru adalah masyarakat kurang disipilin. Warga harus mematuhi protokol kesehatan, sehingga para pimpinan harus bisa menjadi contoh dan melakukan upaya pendisiplinan terhadap masyarakat.
“Selain itu supaya ada penegakan aturan, perlu adanya  peraturan daerah yang menjadi alat untuk memaksa warga mematuhi protokol kesehatan, tentu saja dengan pendekatan-pendekatan yang lebih manusiawi, tetapi betul-betul bisa ditegakkan, saran saya harus ada aparat, karena itu TNI/Polri, termasuk juga Satpol PP sebaiknya dikerahkan untuk perang melawan Covid-19,” ujarnya.
Muhadjir juga berpesan kepada pemerintah daerah untuk mengawasi betul pasar tradisional. Di situ harus disiapkan tempat untuk cuci tangan, siapa yang masuk harus pakai masker, harus ada pemeriksaan secara periodik, dan diawasi betul para penjual dan pembantunya. “Jangan sampai mereka tidak memakai masker, dan jangan sampai mereka tidak mematuhi protokol.  Dan tata kelolah pasar harus diatur,” sarannya.
Muhadjir juga menekankan bahwa usaha mikro dan kecil harus tetap bergerak saat pandemi. Upaya ini harus menjadi perhatian serius setiap daerah untuk mencegah penambahan daftar orang miskin baru. “Pada krismon (krisis moneter) tahun 1997-1998 dampaknya besar terhadap ekonomi, tapi hanya dampak itu hanya dirasakan oleh pelaku usaha besar. UMK tetap bertahan saat itu. Sedangkan bencana Covid-19 sekarang ini justru UMK yang mengalami dampak paling serius. Pedagang bakso pendapatan mereka turun drastis, pembeli kurang karena masyarakat takut keluar rumah,” ungkapnya.(aa/bm)
Editor: BUSTAM

Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.