Usai Aspirasi Solidaritas Masyarakat Papua Didengar MRPB, Massa Bubarkan Diri dengan Tertib

0
Ketua MRPB, Maxsi Nelson Ahoren didampingi sejumlah anggota MRPB lainnya saat bernegosiasi dengan para pendemo di Amban, Jumat (21/5/2021). (Foto: Aufrida/klikpapua)
MANOKWARI,KLIKPAPUA.com— Unjuk rasa dari massa yang mengatasnamakan solidaritas masyarakat Papua serta gabungan mahasiswa yang melakukan orasi di Jalan Gunung Salju Kelurahan Amban, Manokwari Barat, Jumat (21/5/2021) dikawal ketat oleh aparat keamanan dari Polres Manokwari dan di beckup Brimob Polda Papua Barat.
Aksi yang direncanakan akan melakukan longmarch menuju kantor MRPB  dihadang aparat gabungan Polres dan Brimob Polda Papua Barat, sehingga agenda untuk melakukan longmarch tidak bisa berjalan dan hanya dipusatkan di jalan Gunung Salju Amban.
Kepala Bagian (Kabag) Operasi Polres Manokwari AKP Edward Panjaitan mengatakan alasan keamanan dan kenyamanan wilayah, sehingga  massa aksi tidak diizinkan berjalan menuju tempat tujuan. “Silahkan berorasi di tempat, kami tidak membungkam hak demokrasi kalian. Kami hanya menjamin keamanan dan ketertiban umum supaya tidak terganggu,” ungkap Kabag Operasi Polres Manokwari saat melakukan negosiasi bersama koordinator aksi saat itu
Sementara, Erik Aliknoe, salah satu yang berorasi menyampaikan bahwa aksi yang dilakukan saat ini merupakan aksi damai, dan tidak anarkis. “Aksi yang kami lakukan saat ini merupakan aksi damai, dan kami hanya ingin menyampaikan aspirasi kami kepada Negara melalui lembaga kultur Majelis Rakyat Papua Barat (MRPB) bahwa situasi Papua saat ini sedang dirundung masalah kemanusiaan,” kata Erik.
Kata Erik adapun rangkaian peristiwa kemanusiaan yang menjadi catatan massa aksi yaitu penahanan aktivis Papua Viktor Yeimo, penolakan perpanjangan Otsus Papua hingga menolak pemberian label ‘teroris’ kepada Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka atau TPN OPM. “Kami minta bebaskan Viktor Yeimo, dan kami pun tolak pemberian label ‘teroris’ kepada TPN OPM karena mereka berjuang murni untuk keadilan rakyat Papua,” kata Aliknoe dihadapan aparat keamanan.
Tanpa menyerah massa pendemo terus menyuarakan apa yang menjadi pergumulan mereka, pergumulan yang mau diserahkan langsung kepada MRPB namun tertahan, orasi terus disuarakan sejak pagi hingga siang hari pukul 13:30 WIT tanpa mengenal panasnya terik matahari pada siang hari itu, hingga Ketua MRPB bersama anggota MRPB lainnya datang dan menemui massa pendemo tersebut dengan melakukan negosiasi agar massa pendemo tersebut dapat membubarkan diri dengan tertib.
Ketua MRPB, Maxsi Nelson Ahoren mengatakan, kita harus menyampaikan aspirasi ini dengan murni, jangan lagi ada korban berjatuhan, karena anak-anak Papua sudah banyak yang menjadi korban. Sehingga dia meminta semua pihak untuk tetap  menjaga Manokwari  agar tetap aman dan damai, jangan lagi seperti kota-kota lain. “Aspirasi yang disampaikan tentu akan kami lanjutkan sesuai kewenangan lembaga ini,” ungkap Maxsi.
Maxsi berharap keputusan yang akan diambil bersama yang nantinya tidak merugikan semua. “Karena aspirasi yang sudah disampaikan ini  merupakan aspirasi yang sudah disampaikan berulang kali, hanya ada satu yang belum disampaikan yakni masalah adek Viktor Yeimo yang belum ada pernyataan yang disampaikan kepada MRPB,” tuturnya.
Maxsi kembali mengingatkan, Manokwari harus tetap sejuk. Jangan ada penyampaian aspirasi yang membuat Papua dan Papua sendiri yang saling bentrok. “Stop sudah kita Papua dengan Papua baku tipu, mari sudah kita bicara di tanah ini. Aspirasi yang disampaikan kepada kami di lembaga (MRPB), kami tidak pernah mundur satu langkah, karena kami adalah perwakilan dari pemerintah dan juga rakyat, ” pungkasnya.(aa)

Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.