Suasana UNBK di SMP Negeri Kambrauw Distrik Kambrauw.

KLIKPAPUA, KAIMANA- Ujian Nasional tingkat SMP se-Kabupaten Kaimana telah selesai dilaksanakan, baik yang berbasis komputer maupun berbasis kertas dan pensil. Terkait hasil kelulusan, guru disarankan tidak melakukan intervensi dengan memaksakan kelulusan seratus persen. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pemerintah melakukan pemetaan terkait kondisi riil yang terjadi disetiap sekolah.

Kepala Bidang Pendidikan SLTP Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kaimana, Silas Djarfi, S.Pd menyampaikan ini ketika dikonfirmasi terkait target kelulusan SMP diseluruh  wilayah Kabupaten Kaimana.

Usai menghadiri pembukaan kegiatan Sosialisasi Konvensi Hak Anak (KHA) dan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak di Gedung Serba Guna GPI Rehobot, Senin (1/4) lalu, Silas mengatakan, tidak ada target khusus dalam pelaksanaan ujian nasional tingkat SMP, karena kelulusan siswa ditentukan atau ditetapkan oleh sekolah masing-masing.

“Tidak ada target khusus terhadap hasil ujian seperti tahun-tahun lalu karena semua kembali ke sekolah masing-masing. Hasil kelulusan kali ini masih ditentukan dan ditetapkan oleh sekolah. Jadi guru dan siswa sendiri yang menentukan,” ungkap Djarfi.

Dalam penentuan kelulusan lanjutnya, pihak sekolah disarankan untuk tidak melakukan intervensi dengan meluluskan siswa yang tidak pantas untuk diluluskan, karena yang dibutuhkan bukan angka 100%, tetapi bagaimana hasil kelulusan itu menunjukkan kondisi riil sekolah tersebut. Dengan begitu lanjutnya, pemerintah bisa melakukan pemetaan terkait kebutuhan pihak sekolah, serta program yang layak untuk diturunkan.

“Harapan kami guru jangan ikut mengintervensi hasil ujian anak-anak karena ujian ini bukan semata-mata soal nilai 100 atau 10. Bukan itu yang menjadi tujuan. Dengan kelulusan murni itu, pemerintah bisa melakukan pemetaan terhadap kondisi yang terjadi di sekolah, dari jumlah guru, kemampuan guru, sarana prasarana hingga pembiayaan agar program kebijakan yang akan diturunkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan,” ungkap Silas.

Untuk diketahui, dari total 17 Sekolah Menengah Pertama peserta ujian nasional tahun ini, terdapat 9 sekolah yang melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), sementara 8 lainnya masih menggunakan pola lama yakni berbasis kertas pensil. Sekolah yang melaksanakan ujian berbasis komputer ini 4 diantaranya sekolah swasta dan 5 sekolah negeri yang umumnya berada di wilayah kota, ditambah satu sekolah di tingkat distrik yakni SMP Negeri Kambrauw. (iw)

 

 

 


Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.