Bupati Mairuma Soroti Sekolah Satap di Kaimana

0

KLIKPAPUA,KAIMANA- Bupati Kaimana Matias Mairuma menyoroti masih tingginya persoalan pendidikan yang terjadi di Kabupaten Kaimana. Sekolah satu atap (Satap) yang dirancang Pemerintah Kabupaten Kaimana sesungguhnya merupakan program yang sangat brilian, namun menjadi tidak bagus karena dikelola secara kampungan.

Mengelola sekolah satu atap tegasnya, bukan sekedar menyiapkan asrama dan makan minum bagi anak-anak, tetapi bagaimana mental mereka dibentuk sehingga bisa berprilaku baik dalam kehidupan sehari-hari.

Bupati mengatakan ini setelah meninjau beberapa sekola berpola asrama di beberapa wilayah distrik yang fasilitasnya tidak terawat dan anak-anak dibiarkan terlantar. Bahkan ada pula asrama sekolah dijadikan tempat mesum oleh anak-anak asrama, seperti yang terjadi di SMP Negeri III Bayeda Distrik Teluk Arguni.

“Di Kiruru juga sama, anak-anak Etna yang sekolah di SMP Kiruru itu tidur di lantai. Tolong lihat asrama anak-anak itu. Sekolah pola asrama itu, prilaku anak-anak juga harus disiapkan, bukan hanya soal makan minum,” ungkap Bupati saat menyampaikan pengantar pada Musrenbang Program Tahun 2020 di Graha Santo Martinus, Selasa (23/4/2019).

Dikatakan, sekolah satu atap atau sekolah berpola asrama merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi tingginya biaya yang dibutuhkan untuk membangun gedung sekolah yang dala kenyataannya hanya diisi oleh kurang dari 10 siswa. Selain itu juga bisa menekan biaya yang diperlukan untuk membiayai gaji guru yang faktanya hanya akan mengajar beberapa murid.

“Rata-rata murid Kelas VI SD di kampung-kampung itu hanya 5 orang, paling tinggi 7 orang. Kalau kita tetap pertahankan yang sedikit itu dia tersebar di 84 kampung, maka kita butuh guru 84 orang lebih hanya untuk mengajar anak yang jumlahnya segitu, butuh infrastruktur bangunan sekolah juga 84 hanya untuk ditempati beberapa orang siswa. Sekolah satu atap sebenarnya solusi yang tepat, tapi managemen pengelolaannya yang masih bobrok,” ujar Bupati.

Bupati mengatakan sangat kecewa dengan pengelolaan pendidikan yang sampai hari ini masih menyisahkan banyak persoalan. Tingginya dana pendidikan yang dialokasikan setiap tahun tidak memberikan impact yang baik bagi peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Kaimana. Banyak anak yang ketika masuk SMP berhenti sekolah karena tidak mampu bersaing. Hal ini disebabkan karena kegiatan belajar mengajar di Sekolag Dasar banya yang tidak jalan.

“Habiskan dana pendidikan yang setiap tahun 143 Miliar itu tapi anak yang di kampung-kampung jangan bodok lagi. Masyarakat silahkan kritik supaya jangan sampai persoalan pendidikan ini tidak selesai-selesai. Dana pendidikan yang begitu besar dihabiskan, tapi anak-anak masih bodoh. Ini tidak boleh lagi terjadi,” tegas Bupati sembari berharap agar penyelenggaraan pendidikan diperbaiki. (iw)


Komentar Anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.